Laporan Percobaan Biologi "Probiotik Rabal Plus" Terapan Pendidikan Biologi Universitas Wiralodra



LAPORAN PERCOBAAN BIOlOGI TERAPAN
“PROBIOTIK RABAL PLUS”
Dosen: Idah Hamidah, M.Pd.





Dususun oleh :

Eva Nurwati (8420501150)
Icha Andaresta (8420501150)
Mohamad Fachrur R (842050115022)


Pendidikan Biologi IIIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
 Jl. Ir H. Juanda Km.3, Singaraja Indramayu 45253
Telp. (0234) 271885 Fax. (0234) 275946
2016



KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan laporan yang berjudul “Probiotik Rabal Plus” dapat terselesaikan, Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Biologi Terapan semester IIIA di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra.
Dalam penulisan laporan ini kami selaku kelompok  dalam penulisannya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan-penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan, khusunya Ibu Idah Hamidah, M.Pd. selaku dosen Biologi Terapan, hal tersebut dibutuhkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini kami selaku kelompok III Pendidikan Biologi IIIA Universitas Wiralodra menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada Ibu Idah Hamidah, .M.Pd. Selaku  Dosen mata kuliah Biokimia yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.



Indramayu,  November 2016


Penulis



DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……………………………………………………………                i
Daftar Isi ………………………………………………………………….                  ii
BAB  I Pendahuluan ………………………………………………………                1
1.1      Latar Balakang ……………………………………………………..                1
1.2      Rumusan Masalah …………………………………………………..               3
1.3      Tujuan ………………. ……………………………………………..                 3
BAB II Dasar Teori ………………………………………………………..                 4
2.1      Probiotik Rabal Plus ………………………………………………..                4
2.2       Kandungan dalam Probiotik Rabal Plus ………………………….               6
BAB III Metodologi Eksperimen …………………………..………………              10
3.1       Alat dan Bahan ……………………………………………………..               10
3.2       Cara Pemakaian ……………………………………………………               12
BAB IV Hasil dan Pembahasan ………………………..…………………..              13
BAB V Kesimpulan dan Saran …………………………..………………...              17
5.1       Kesimpulan ……………………………………………………………..         17
5.2       Saran …………………………………………………………………….         17
Daftar Pustaka …………………………………………………………….                 18



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pakan merupakan sumber energi bagi ikan untuk kelangsungan hidup ikan itu sendiri Ikan dapat memenuhi kebutuhan makanannya dengan pakan yang tersedia di alam dan pakan buatan yang mempunyai nutrisi yang sesuai dengan tubuh ikan. pakan yang berasal dari alam selalu sesuai dengan selera ikan (Hany, 2010) dan pakan buatan harus juga seperti pakan alami yang disukai oleh ikan.
Presentasi biaya operasional dalam budidaya yaitu 50-70 % yaitu pakan, terutama Pembesaran ikan intensif yaitu pembesaran ikan yang dalam proses pemeliharaannya mengandalkan pakan buatan dalam pemberian pakannya serta dilakukan pada wadah yang terbatas dengan kepadatan maksimal. Semakin ikan pertumbuhannya lambat maka semakin banyak pengeluaran biaya operasional untuk budidaya.
Menurut Mudjiman (1998), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
Pertumbuhan yang relatif lambat antara lain disebabkan oleh kandungan nutrisi yang tidak lengkap dan tidak seimbang, serta kemampuan ikan untuk mencerna suatu jenis pakan (Syukraini, 2012). Beberapa upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan antara lain dengan penggunaan enzim buatan yang menunjukan hasil yang lebih baik (Baruah, 2004), selain enzim penggunaan probiotik sangat mudah dan mengguntungkan digunakan bagi petani.
Probiotik ini merupakan salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber untuk membantu kemampuan ikan mencerna bahan makanan. Dengan menggunakan probiotik sebagai bahan tambahan dalam pakan, mampu mempercepat laju pertumbahan ikan, menambah nafsu makan dan menambah nilai gizi dalam pakan tersebut.
Probiotik adalah mikroba hidup di dalam media pembawa yang menguntungkan ternak karena menciptakan kondisi yang optimum untuk pencernaan pakan dan meningkatkan efisiensi konversi pakan sehingga memudahkan dalam proses peyerapan zat nutrisi ternak, meningkatkan kesehatan ternak, mempercepat pertumbuhan, dan memproteksi dari penyakit patogen tertentu (Galeri UKM, 2010).
Bakteri probiotik menghasilkan enzim yang mampu mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan dalam meningkatkan nutrisi pakan, bakteri yang terdapat pada probiotik memiliki mekanisme dalam menghasilkan beberapa enzim untuk pencernaan pakan seperti amylase, protease, lipase, dan selulase (Kumar, et al. 2008 dan Wang et al. 2008).
Enzim-enzim tersebut yang akan membantu untuk menghidrolisis nutrien pakan (molekul-molekul komplek), seperti memecah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan (Putra, 2015). Bakteri yang terkandung dalam probiotik adalah bakteri Lactobacillus sp, Acetobacter sp, dan Yeast.
Pakan merupakan kebutuhan utama dalam segala bidang usaha ternak, termasuk dalam hal ternak ruminansia. Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Setiap ternak membutuhkan makanan berupa hijauan karena memiliki serat kasar yang tinggi. Pakan yang bernutrisi dari segi kualitas maupun kuantitas ini sangat dibutuhkan bagi ternak yang sedang dalam masa pertumbuhan, sedan menyusui, maupun sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas. Pemberian suplemen probiotik untuk hewan ternak dapat memenuhi kebutuhan hewan ternak sehingga, hewan ternak memiliki tubuh yang sehat dan berat badan yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud Probiotik Rabal Plus?
2.      Bagaimana cara membuat Probiotik Rabal Plus?
3.      Apa saja kegunaan Probiotik Rabal Plus bagi hewan ternak?
4.      Apa saja yang terkandung dalam Probiotik Rabal Plus?
5.      Bagaimana cara penggunaan Probiotik Rabal untuk pakan ternak?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang Probiotik Rabal Plus.
2.      Untuk mengetahui cara membuat Probiotik Rabal Plus.
3.      Untuk mengetahui kegunaan Probiotik Rabal Plus bagi hewan ternak.
4.      Untuk mengetahui kandungan dari dalam Probiotik Rabal Plus.
5.      Untuk mengetahui cara penggunaan Probiotik Rabal untuk pakan ternak.


















BAB II
DASAR TEORI

2.1 Probiotik Rabal Plus
Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek baik bagi kesehatan pada organisme lain/inangnya. Probiotik Rabal merupakan probiotik hasil fermentasi Ragi dan Bakteri Asam Laktat (Rabal) yang berisikan Lactobacillus sp dan Yeast. Probiotik Rabal Plus merupakan Suplemen pakan ternak yang diolah dari berbagai macam bahan alami yang dapat memberikan zat-zat yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan ternak.
Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme lain / inangnya beberapa contoh pada makanan suplemen diet yang mengandung bakteri berguna dengan asam laktat bakteri (lactic acid bacteria – LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. LAB telah dipakai dalam industri makanan bertahun-tahun karena mereka mampu untuk mengubah gula (termasuk laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam laktat. Ini tidak hanya menyediakan rasa asam yang unik dari dairy food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga berperan sebagai penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme merugikan untuk tumbuh lebih sedikit (Wikipedia).
Secara umum probiotik bisa diartikan dengan pro kehidupan atau pendukung kehidupan. Jadi, probiotik itu fungsinya adalah untuk menunjang, mempertahankan, atau meningkatkan tingkat kehidupan ikan. Probiotik ini bekerja dengan menekan/meniadakan faktor-faktor tertentu yang membuat tingkat kehidupan suatu mahluk menjadi tidak kondusif, yang mengakibatkan mortalitas (kematian) sangat tinggi  (Fuller, 1992).
Probiotik adalah bakteri hidup yang ditambahkan ke dalam pakan yang dapat memberikan keuntungan bagi inang dengan memperbaiki keseimbangan bakteri di dalam ususnya (Fuller 1992). Namun demikian, pengertian ini menjadi berkembang bagi hewan akuatik yang berarti sebagai bakteri hidup yang memberikan pengaruh menguntungkan bagi inang dengan memodifikasi komunitas bakteri atau berasosiasi dengan inang, menjamin perbaikan dalam penggunaan pakan atau memperbaiki nutrisinya, memperbaiki respon inang terhadap penyakit atau memperbaiki kualitas lingkungannya (Verschuere et al. 2000).
Bentuk dari probiotik ini adalah berupa jasad renik atau bakteri atau mikroorganisme yang tidak terlihat secara kasat mata. Dalam bahasa sederhana ini semacam “pasukan intelejen” yang bekerja efektif tanpa gerakannya terlihat oleh siapapun. Dalam satu liter air jumlahnya bisa mencapai jutaan ekor dan semakin berkembang lebih banyak jika pada probiotik ini ditambahkan makanannya berupa zat gula/tetes tebu (Irianto, 2003).
Mikroba menjadi sumber ketakutan sekaligus sangat bermanfaat bagi manusia. Mikroba bisa membantu meningkatkan imunitas dan menjaga kesehatan manusia yang memberi ketenangan dan harapan hidup bagi manusia. Artinya, keberadaaan mikrobia banyak menguntungkan manusia. Mikrobiapun menjadi salah satu tumpuan pengembangan bioteknologi. Dalam budidaya perikanan, mikroba juga berperan penting dalam urusan pakan, lingkungan, pengendalian penyakit, pengolahan serta penanganan produksi,dan sebagainya (Yousefian dan amiri, 2009).
Probiotik  adalah bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makanan yang menguntungkan kesehatan.  Probiotik berperan dalam memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal. Mikroflora yang digolongkan sebagai probiotik adalah yang memproduksi asam laktat, terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria (Fuller, 1992).
Selain itu probiotik juga biasa digunakan dalam budidaya ikan antara lainbacillus lycheniforsis (bakteri nitrifikasi)  yang mengubah senyawa nitrat dalam menjadi nitrit makanan plankton, juga photo synthetic bacteria (bakteri fotosintetik) yang menggunakan N, An Organik untuk mengoksidasi gas H2S menjadi sulfur melalui proses fotosintesa. Bahkan tetraselmis sp yang merupakan golongan mikro-algae mampu menekan insidensi penyakit bacteria karena alga ini memiliki kemampuan menghasilkan senyawa anti mikrobia (Zizhong Qi et al., 2009)
Probiotik biasanya didefinisikan sebagai suplemen makanan mikroba dengan efek menguntungkan pada konsumen. Probiotik sebagian jatuh ke dalam kelompok organisme ‘yang dikenal sebagai asam laktat penghasil bakteri dan biasanya dikonsumsi dalam bentuk yoghurt, susu fermentasi atau makanan fermentasi lainnya. Beberapa efek benefi-finansial dari konsumsi asam laktat bakteri meliputi: (i) meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, (ii) meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mensintesis dan meningkatkan bioavailabilitas nutrisi, (iii) mengurangi gejala intoleransi laktosa, penurunan prevalensi alergi pada individu yang rentan, dan (iv) mengurangi risiko kanker tertentu.


2.2 Kandungan dalam Probiotik Rabal Plus
A.  Kandungan dalam kunyit :
1.      Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol, atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen.
2.      Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar.
3.      Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal, seng, kobalt, aluminium dan bismuth (Sudarsono et.al, 1996).

B.  Kandungan dalam kencur :
1.      Asam sinamat
2.      Asam metil kain dan penta dekan
3.      Asam anisat
4.      Etil ester
5.      Bondol
6.      Mineral
7.      Sineol
8.      Pati
9.      Minyak atsiri
10.  Kamphene
11.  Paraemurin

C.  Kandungan dalam jahe :
1.      Minyak atsiri
2.      zingiberena (zingirona),
3.      zingiberol,
4.      bisabolena,
5.      kurkumen,
6.      gingerol,
7.      filandrena,
8.      resin pahit
9.      vitamin A,B1,B2,C
10.  karbohidrat
11.  serat
12.  lemak
13.  kalsium
14.  zat besi
15.  sodium
16.  fosfor
17.  protein
18.  niasin

D.                Kandungan dalam ragi :
Bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus, Aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.

E.                 Kandungan dalam gula merah :
1.      Lemak tak jenuh
2.      Kalsium
3.      Vitamin A
4.      Betakaroten
5.      Zat besi
6.      Laktoflafin
7.      Vitamin B12, C, E
8.      Asam folat
9.      Thiamin
10.  Niacin
11.  Riboflavin
12.  Ascorbatic acid
13.  Garam mineral
14.  Protein
15.  Vitamin A

F.                  Manfaat daun papaya :
1.      Vitamin A, B, C, D, E
2.      Kalsium
3.      Lemak
4.      Fosfor
5.      Hidrat arang
6.      Protein
7.      Air


G.                Kandungan daun sirih :
1.      Minyak atsiri
2.      Seskuiterpen
3.      Pati
4.      Diatase
5.      Gula
6.      Zat samak dan kavikol

H.                Kandungan air kelapa :
1.      Mengandung Cytokinin
2.      Protein
3.      Mineral
4.      Karbohidrat
5.      Vitamin C
6.      Vilatin Bkompleks

I.                   Kandungan asam jawa :
1.      Protein
2.      Lemak
3.      Karbohidrat
4.      Kalori
5.      Kalsium
6.      Zat besi
7.      Vitamin A, B, C
8.      Air
9.      Fosfor

J.                   Bawang putih :
1.      Minyak astiri
2.      Allicin dan aliin
3.      Phytochemical
4.      Vitamin B1, C
5.      Asimilasi zat besi
6.      Natrium
7.      Zink





BAB III
METODELOGI EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan
Tabel 3.1 Bahan Probiotik Rabal Plus
No.
Bahan
Jumlah
1
Daun sirih

3 helai
2
Daun pepaya muda
1 helai

3
Gula merah

¼ kg
4
Air kelapa
1 liter
5
Asam jawa
2 buah

6
Bawang putih
1 bundel

7
Kunyit
7 siung

8
Kencur
5 siung

9
Jahe

5 siung
10
Ragi
1 buah

11
Yakult
2 buah

12
Air
1 liter

Tabel 3.2 Alat Pembuatan Probiotik Rabal Plus
No
Alat
Jumlah
1
Kompor gas
1 buah
2
Drigen
1 buah
3
Botol bekas sirup
1 buah
4
Ember
1 buah
5
Mangkok
3 buah
6
Blender
1 buah
7
Spatula
1 buah

3.2 Cara Kerja
1)      Siapkan bahan-bahan yang sudah disiapkan sebelumnya
2)      Lumatkan gula merah terlebih dahulu, kemudian tunggu sampai dingin setelah proses pemanasan
3)      Rebus daun sirih daun pepaya muda yang sudah disiapkan sebelumnya( pada proses ini yang diambil adalah air daripada rebusannya)
4)      Tumbuk jahe, kunyit, bawang putih, kencur ataupun dengan menggunakan alat penumbuk ataupun blender
5)      Kemudian dari bahan yang sudah dipersiapkan dari point-point sebelumnya, yaitu berupa pelumatan, perebusan daun. Kemudian penumbukan rempah-rempah
6)      Lalu kemudian campurkan semua bahan tersebut kedalam wadah yang sudah disiapkan terlebih dahulu
7)      Campurkan 2 yakult, asam jawa, dan air kelapa
8)      Kemudian masukan kedalam djrigen dan tunggu selama 7 hari (proses Fermentasi)
9)      Setelah menunggu fermentasi selama 7 hari maka produk hasil bisa langsung di pindahkan kedalam botol bekas sirup agar lebih menarik.


3.3 Cara Pemakaian
Campurkan 1 botol tutup hasil fermentasi probiotik rabal plus untuk setiap liter air minum pada ternak tersebut.























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

       4.1  Alur Proses Pembuatan Pakan Ikan diantaranya :
1.      Pemilihan/penyediaan bahan baku
2.      Pencampuran
3.      Pengadukan
4.      Penyimpanan

       4.2  Prosedur pembuatan pakan buatan
Prosedur pembuatan probiotik dari rumen ialah:
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Campurkan dedak halus yang sudah di ayak, tetes dan air kedalam tong fermentasi.
3.      Isi rumen dimasukkan lalu diaduk hingga tercampur rata dan homogeny.
4.      Tutup tong fermentasi dan biarkan selama 1 minggu
5.      Amati hasilnya pada hari ke-4,5 dan 6 (warna,bau dan temuan-temuan lainnya)
6.      Saring probiotik pada hari ke-7 lalu probiotik siap untuk digunakan.

4.3  Pemilihan Bahan
4.3.1. Rumen
Sistem Pencernaan Ruminansia Pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanan selama berada di dalam alat pencernaan. Proses pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. 
Perut ternak ruminansia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu retikulum (perutjala), rumen (perut beludru), omasum (perut bulu), dan abomasum (perut sejati).Dalam studi fisiologi ternak ruminasia, rumen dan retikulum sering dipandang sebagai organ tunggal dengan sebutan retikulorumen. Omasum disebut sebagai perut buku karena tersusun dari lipatan sebanyak sekitar 100 lembar. Fungsiomasum belum terungkap dengan jelas, tetapi pada organ tersebut terjadi penyerapan air, amonia, asam lemak terbang dan elektrolit. Pada organ ini dilaporkan juga menghasilkan amonia dan mungkin asam lemak terbang(Frances dan Siddon, 1993). Termasuk organ pencernaan bagian belakang lambung adalah sekum, kolon dan rektum. Pada pencernaan bagian belakang tersebut juga terjadi aktivitas fermentasi. Namun belum banyak informasi yangterungkap tentang peranan fermentasi pada organ tersebut, yang terletak setelahorgan penyerapan utama. Proses pencernaan pada ternak ruminansia dapatterjadi secara mekanis di mulut, fermentatif oleh mikroba rumen dan secarahidrolis oleh enzim-enzim pencernaan. 
Pada sistem pencernaan ternak ruminasia terdapat suatu proses yang disebut memamah biak (ruminasi). Pakan berserat (hijauan) yang dimakan ditahan untuk sementara di dalam rumen. Pada saat hewan beristirahat, pakanyang telah berada dalam rumen dikembalikan ke mulut (proses regurgitasi),untuk dikunyah kembali (proses remastikasi), kemudian pakan ditelan kembali(proses redeglutasi). Selanjutnya pakan tersebut dicerna lagi oleh enzim-enzimmikroba rumen. Kontraksi retikulorumen yang terkoordinasi dalam rangkaianproses tersebut bermanfaat pula untuk pengadukan digesta inokulasi danpenyerapan nutrien. Selain itu kontraksi retikulorumen juga bermanfaat untukpergerakan digesta meninggalkan retikulorumen melalui retikulo-omasal orifice(Tilman et al. 1982). 
Di dalam rumen terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Mikroba rumen dapat dibagi dalam tiga grup utama yaitu bakteri, protozoa danfungi (Czerkawski, 1986). Kehadiran fungi di dalam rumen diakui sangat bermanfaat bagi pencernaan pakan serat, karena dia membentuk koloni padajaringan selulosa pakan. Rizoid fungi tumbuh jauh menembus dinding seltanaman sehingga pakan lebih terbuka untuk dicerna oleh enzim bakteri rumen. 
Bakteri rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat utama yangdigunakan, karena sulit mengklasifikasikan berdasarkan morfologinya. Kebalikannya protozoa diklasifikasikan berdasarkan morfologinya sebab mudahdilihat berdasarkan penyebaran silianya. Beberapa jenis bakteri yang dilaporkanoleh Hungate (1966) adalah : (a) bakteri pencerna selulosa (Bakteroidessuccinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus, Butyrifibriofibrisolvens), (b) bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio fibrisolvens,Bakteroides ruminocola, Ruminococcus sp), (c) bakteri pencerna pati(Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas amylolytica, (d) bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus ruminus), (e) bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus licheniformis). 
Protozoa rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrichs yang mempunyai silia hampir diseluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat yang fermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulutumumnya merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna (Arora, 1989). 

4.3.2.  Dedak halus
Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras, dengan kandungan gizi: Protein = 11,35%, Lemak = 12,15%, Karbohidrat =  28,62%, Abu = 10,5%, Serat kasar = 24,46%,  Ai r= 10,15%, Nilai ubah = 8 dan dedak halus ini menyediakan karbodidrat bagi bakteri untuk tumbuh.
4.3.3. Molase
Molasses adalah salah satu hasil samping pabrik gula yang memiliki kandungan sukrosa sekitar 30 % disamping gula reduksi sekitar 25 % berupa glukosa dan fruktosa (Hadi dan Sutrisno, 2000). Molasses merupakan sirup terakhir dari nira yang telah mengalami pengolahan di pabrik gula dan telah dipisahkan gulanya melalui kristalisasi berulang sehingga sudah tidak mungkin lagi menghasilkan kristal gula dengan cara kristalisasi konvensional. Molasses biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku proses fermentasi dan isolasi bahan-bahan non-gula. Sukrosa dalam tetes tebu tidak dapat lagi dikristalisasi secara konvensional karena adanya pengotor dan viskositas tetes tebu yang sangat tinggi (Koesdarminta dan Kosasih, 2006). Molasses dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan berbagai macam produk antara lain penyedap rasa, alkohol, pakan ternak dan lain-lain (Almazan, Gonzales, Galves, 1998).
Molasses juga dapat digunakan sebagai media fermentasi dalam pembuatan biosurfaktan. Penggunaan molasses sebagai substrat dalam pembuatan biosurfaktan telah banyak diteliti. Patel dan Desai (1997) telah menggunakan P. aeruginosa menggunakan tetes tebu (molasses) sebagai sumber karbon menghasilkan biosurfaktan jenis rhamnolipid. Rashedi, et al. (2005) juga telah berhasil menggunakan molasses untuk memproduksi biosurfaktan dan menunjukkan bahwa produksi biosurfaktan bertambah dengan meningkatnya konsentrasi molasses. Nitschke, et al. (2004) telah berhasil memanfaatkan limbah cair tapioka (manipueira), whey susu, dan tetes tebu (molasses) sebagai substrat oleh B. subtilis menghasilkan surfaktan yang mempunyai sifat lipopeptida, jenis surfaktin.





















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1              KESIMPULAN
Probiotik rabal plus sangat baik digunakan untuk penggemukan ternak(ayam, sapi, kambing. Domba, ikan, udang, dan lain sebagainya):
1. meningkatkan pertambahan berat badan perhari
2. Memicu enzim-enzim pencernaan ternak
3. Memberikan mineral-mineral essensial maupun non essensial
4. Memberikan berbagai macam nutrisi yang diperlukan selama pertumbuhan ternak
5. Menambah kandungan-kandungan asam lemak
6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pakan
7. Mengandung hormon pertumbuhan
8. Meningkatkan nafsu makan
9. Mengurangi bau kotoran ternak
10. Produk alami aman untuk ternak selama digunakan


5.2              SARAN
Pada saat pembuatan produk probiotik rabal ini, diharapkan dapat memperhatikan waktu fermentasinya sehingga dapat menjaga kualitas bakteri baik di dalam produk tersebut.









DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Henri. Dkk. 2012. Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertumbuhan Lele Sangkuriang (Clairies gariepinus) pada Pendederan II. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Volume 3, No (04): 99-107
Prahasta, A. dan Hasanawi Masturi. 2009. Agribisnis Udang Windu. Pustaka Gravika. Bandung.
Suyanto, R.A. dan Ahmad Mujiman. 2005. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soetomo, M. 1990. Teknik Budidaya Udang Windu. Sinar Baru. Bandung.

 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Biokimia Metabolisme protein

PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI TAHUN AKADEMIK 2017/2018