Makalah Biokimia Metabolisme protein
MAKALAH BIOKIMIA
“Metabolisme Protein”
“Metabolisme Protein”
diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Biokimia
Dosen:
Idah Hamidah, M.Pd.
Disusun Oleh :
Mohamad Fachrur Rozi NIM:
842050115022
Siti Tasiroh NIM: 842050115032
Wari AstutI NIM: 842050115036
Siti Tasiroh NIM: 842050115032
Wari AstutI NIM: 842050115036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Warhmatullahi Wabarakatuh
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Metabolisme Protein”
dapat terselesaikan, Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Biokimia semester IIA di Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra.
Dalam
penulisan makalah ini kami selaku kelompok
dalam penulisannya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan-penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan, khusunya Ibu
Idah Hamidah, S. Pd. selaku dosen Biokimia, hal tersebut dibutuhkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami selaku
kelompok VIII Pendidikan Biologi IIA Universitas Wiralodra menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Idah Hamidah, S. Pd.
Selaku Dosen mata kuliah Biokimia yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Indramayu,
Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata
Pengantar ………………………………………………………… i
Daftar
Isi ………………………………………………………………. ii
BAB I
Pendahuluan …………………………………………………… 1
A. Latar
Balakang ……………………………………………………. 1
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………… 1
C. Tujuan
………………. ……………………………………………. 1
BAB
II Pembahasan …………………………………………………. 2
A.
Penguraian Protein dalam Tubuh
…………………………………. 2
a. Asam
Amino dalam Darah ……………………………………. 3
b. Reaksi
Metabolisme Asam Amino ……………………………. 4
a) Transaminasi
………………………………………………. 4
b) Deaminasi
Oksidatif ………………………………………. 5
c. Pembentukan
Asetil Koenzim A ……………………………… 6
B.
Biosintesis Asam Amino…………………………………………… 7
a. Biosintesis
Asam Amino Non Esensial ………………………... 7
a) Sintesis
Alanin dan Asparat ……………………………….. 7
b) Biosintesis
Asam Glutamat, Glutamin dan Prolin ………… 8
c) Serin
dan Glisin ……………………………………………. 8
b. Biosintesis
AsamAmino Esensial ……………………………… 9
a) Sintesis
Valin, Isoleusin dan Leusin ……………………….. 9
b) Pembentukan
Fenilalanin dan Triptofan …………………… 10
c) Biosintesis
Histidin ………………………………………… 10
d) Biosintesis
Lisin ……………………………………………. 10
e) Biosintesis
Treonin dan Metionin…………………………... 11
f) Biosintesis
Ornitin dan Arginin…………………………….. 11
c. Kebutuhan
Asam Amino ………………………………………. 12
C.
Biosintesis Protein …………………………………………………. 12
BAB
III Penutup …………………………………………..……………… 22
A. Kesimpulan
……………………………………………………….. 22
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………. iv
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Nama protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia,
Berzelius. Protein berasal dari bahasa yunani, protios, yang berarti bahan
penyokong pertama. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup.
Fungsi utamanya sebagai unsur pembentuk struktur sel. Selain itu dapat juga
berfungsi sebagai protein yang aktif seperti enzim yang berperan sebagai
katalisator segala proses biokimia dalam sel. Protein yang terdapat dalam
makanan kita dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino, yang di
diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh
hati, sebagian lagi di edarkan kedalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein
dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino
dari jumlah yang di gunakan untuk biosintesis protein, kelebihan asam amino
akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat atau
diubah menjadi asam urea. (Anna dan Supriyanti, 2006: 297)
B.
Rumusan
Masalah
a. Bagaimana
penguraian protein dalam tubuh?
b. Bagaimana proses biosintesis beberapa
asam amino?
c. Bagaimana proses biosintesis protein?
C.
Tujuan
a. Untuk
mengetahui bagaimana proses metabolisme protein itu terjadi
b. Untuk
mengetahui proses metabolisme asam amino
c. Untuk
mengetahui proses biosintesis beberapa asam amino
d. Untuk
mengetahui proses biosintesis protein
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Penguraian
Protein dalam Tubuh
Gambar
1 pada halaman berikut memperlihatkan metabolisme protein secara garis besar.
Asam
amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme
protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Proses
anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino
yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui
dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino
dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung keseimbangan antara
pembentukan asam amino dan penggunannya. Hati berfungsi sebagai pengatur
konsentrasi asam amino dalam darah.
Dalam
tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan
yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain
mempunyai waktuh paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada
jaringan otot mempunyai t1/2 = 10 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram
protein per kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain. Ada tiga
kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu (Anna dan Supriyanti, 2006: 298)
1. sel-sel
mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan
dibentuk sel-sel baru.
2. masing-masing
protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa
ada sel yang mati.
3. protein
dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
Gambar 1. Bagan metabolisme protein.
Sumber: Poedjiadi, 2009
Protein
dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan
yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah
dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. (Anna dan Supriyanti, 2006: 299)
a. Asam
amino dalam darah
Jumlah
asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang
digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein hewani, misalnya daging ,
susu, keju, telur, ikan, dan lain-lain, merupakan sumber asam amino esensial.
Setelah
protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses
absorpsi ini ialah proses transport aktif yang memerlukan energi. Dalam keadaan
berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya 3,5 sampai 5 mg per 100
ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi asam amino
dalam darah akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah.
Konsentrasi ini akan turun kembali setelah 4 sampai 6 jam. Konsentrasi asam
amino dalam jaringan kira-kira 5 sampai 10 kali lebih besar, perpindahan asam
amino dari dalam darah kedalam sel-sel jaringan juga proses transport aktif
yang membutuhkan energi. (Anna dan Supriyanti, 2006: 300)
b. Reaksi
Metabolisme Asam Amino
Tahap
awal reaksi metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian
baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama
pelepasan gugus amino, yaitu transminasi dan deaminasi. (Anna dan Supriyanti,
2006: 301)
a) Transaminasi
Transaminasi
ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari
satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus
amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa
keto, yaitu asam piruvat , α ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa
keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi
asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin dan glutamate
transaminase yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi berikut (Anna dan
Supriyanti, 2006: 301) :
Alanin
transaminase
Asam
amino + asam piruvat asam α
keto + alanin
Glutamat transaminase
Asam amino + asam α ketoglutarat asam α keto + asam glutamate
Reakasi transaminasi bersifat
reversible. Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang dilepaskan oleh asam
amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim yang
mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin sebagai satu pasang substrat
tetapi tidak terhadap asam-asam amino yang lain. Apabila alanin transaminase
terdapat dalam jumlah banyak, maka alanin yang dihasilkan dari reaksi
transaminasi akan diubah menjadi asam glutamat.
Alanin
+ asam α ketoglutarat asam
piruvat + asam glutamat
Enzim
yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi tersebut ialah alanin-glutamat
transaminase. Dari reaksi-reaksi di atas dapat dilihat bahwa walaupun ada
beberapa jalur reaksi transaminasi, namun asan ketoglutarat merupakan akseptor
gugus amino yang terakhir. Dengan demikian hasil reaksi transaminasi keseluruhan
ialah asam glutamat. Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun
dalam cairan sitoplasma. (Anna dan Supriyanti, 2006: 302)
b) Deaminasi
Oksidatif
Asam
amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam
beberpa sel misalnya dalam bakteri, asam
glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamate
dehidrogenase sebagai katalis. (Anna dan Supriyanti, 2006: 302)
Asam glutamat+NAD+ asam α ketoglutarat+NH4++NADH+H+
Dalam
proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+.
Selain NADH+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+
sebagai akseptor electron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir
proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting
dalam metabolisme asam amino. (Anna dan Supriyanti, 2006: 302)
Di
samping melalui metabolisme gugus amino, asam amino dapat mengalami
reaksi-reaksi yang mengakibatkan berubahnya rantai karbon. Gambar 2 memperlihatkan
metabolisme karbon asam amino yang di kaitkan dengan siklus asam sitrat. (Anna
dan Supriyanti, 2006: 302)
c. Pembentukan
Asetil Koenzim A
Pada
gambar 2 terlihat bahwa asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara
metabolisme asam amino dengan siklus sitrat. Ada dua jalur metabolik yang
menuju kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu asam piruvat dan melalui asam
asetoasetat. (Anna dan Supriyanti, 2006: 304)
Gambar 2. Kaitan antara asam-asam amino dengan
siklus asam sitrat.
Sumber: Poedjiadi, 2009
Asam-asam amino yang menjalani jalur
metabolik melalui asam piruvat ialah alanin, sistein, glisin, serin dan
treonin. Alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi
transaminasi dengan asam α ketoglutarat. Serin mengalami reaksi dehidrasi dan
deaminasi oleh enzim serin α dehidratase. Treonin diubah menjadi glisin dan
asetaldehida oleh enzim treonin aldolase. Glisin kemudian diubah menjadi asetil
koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon,
seperti metal, hidroksi metal dan formil, koenzim yang bekerja di sini ialah
tetrahidrofolat. (Anna dan Supriyanti, 2006: 304)
Gambar 3. Kaitan
antara asam-asam amino dengan siklus asam sitrat.
Sumber: Poedjiadi, 2009
B.
Biosintesis
Asam Amino
a. Biosintesis Asam Amino Non
Esensial
Asam
amino yang digolongkan kedalam asam amino non esensial adalah alanin, prolin,
glisin, serin, sistein, tirosin, asparagin, glutamin, asam aspartat dan asam glutamat.
(Soeharsono. 2006: 140)
a) Sintesis
Alanin dan Aspartat
Ketiga asam amino yang dikelompokkan
menjadi satu oleh karena biosintesisnya hampir tidak berbeda. Baik alanin
maupun asam aspartat dibentuk melalui reaksi transaminasi. Soeharsono. 2006:
140)
Glutamat+piruvat alanin+ α-ketoglutarat
Glutamat+oksalasetat aspartat+ α-ketoglutarat
Asparagin dapat disintesis dari asam
aspartat yang dikatalisis oleh asparagin sintetase.
NH3+aspartat+ATP asparagin+ADP+P
b) Biosintesis
Asam Glutamat, Glutamin dan Prolin
Asam
glutamat terutama disintesis dari α-ketoglutarat melalui reaksi trnsaminasi.
NH3+
α-ketoglutarat+NAD(P)H+H+
L-glutamat+NAD(P)++H2O
Glutamin
disintesis dari asam glutamat yang dikatalisis oleh glutamin sintetase,
NH3+ glutamat+ATP glutamin+ADP+Pan
Prolin,
berasal dari asam glutamat yang diubah dulu menjadi aldehidanya dan kemudian
membentuk cincin. (Soeharsono. 2006: 140)
CH2 CH2
H2N CH
NH COOH
c) Serin
dan Glisin
Glisin
dihasilkan dari karbondioksida dan amoniak yang dikatalsisis oleh glisin
sintase. Reaksi ini merupakan jalur utama yang terjadi dalam hati vertebrata.
CO2+NH3+N5N10-metilenatetrahidrofolat+NADH+H+
glisin+tertrahidrofolat+NAD+
Serin
disintesis dari asam 3-fosfogliserat setelah dioksidasi, transaminasi dan
pemisahan fosfat berubah menjadi serin. Enzim yang mengkatalisis reaksi
oksidasi adalah fosfogliserat dehidrogenase yang dibantu oleh NAD+.
Reaksi transaminasi melibatkan glutamat sebagai donor gugus amino sehingga
terbentuk 3-fosfoserin. Reaksi terakhir ialah pemisahan gugus fosfat senyawa
terakhir oleh fosfoserin fosfatase sehingga terbentuk serin. Tirosin,
dihasilkan dari asam amino esensial fenilalanin, melalui reaksi hidroksilsi
yang dikatalisis oleh fenilalanin 4-monooksigenase. Oksigenase fungsi campuran
ini membutuhkan NADPH sebaga koreduktan dan dihidrobiopterin,
Fenilalanin+NADPH+H+ O2tirosin+NADP++H+O
Sistein, disintesis dari metionin,
sebuah asam amino esensial dan serin. Proses ini dinamakan trans-sulfurasi,
oleh karena atom S yang ada pada metionin dipindahkan ke serin. Sebelum atom S
itu dapat dipindahkan maka metionin itu diubah dulu menjadi homo-sistein. Enzim
yang mengkatalisis reaksi transfer gugus adenosil yang berasal dari ATP ini
adalah metionin adenosil-transferase. Senyawa yang terbenruk dapat bertindak
sebagai donor metil dengan bantuan enzim metil-transferase. Pindahnya gugus ini
menyebabkan senyawa donor berubah menjadi S-adenosil-metionin yang setelah
dihidrolisis menjadi homosistein dan adenosin bebas. Reaksi hidrolisis
S-adenosil-homosistein menjadi adenosin bebas dan homosistein dikatalisis oleh
adenosil-homosisteinase. L-Sistationin terjadi dari kondensasi homosistein dan
serin. (Soeharsono. 2006: 141). Dari reaksi tersebut bisa disimak bahwa gugus
OH yang ada pada serin hilang menjadi bagian dari air. Senyawa terakhir ini
kemudian berubah menjadi sistein dengan bantuan enzim sistationin-liase, yang
dapat dihambat oleh hasil akhirnya (sistein).
b. Biosintesis
Asam Amino Esensial
Asam amino yang digolongkan kedalam asam
amino non esensial adalah arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin,
metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin. (Soeharsono. 2006: 145)
a) Sintesis
Valin, Isoleusin dan Leusin
Ketiga
asam amino yang tergolong dalam nonpolar hidrofobik ini disintesis melalui
jalur yang hampil serupa. Isoleusin dibentuk dari treonin. Selanjutnya senyawa
tersebut mengalami dehidrasi dan berubah menjadi α-ketobutirat. Reaksi ini
katalisis oleh treonin dehidratase. Tahap reaksi berikutnya sehingga menjadi
isoleusin berlangsung seperti pada perubahan asam piruvat (asam α-keto juga )
menjadi valin. Reaksi pertama biosintesis valin dan treonin dikatalisis oleh
asetolaktat sintase. Kemudian terjadilah pemindahan gugus CH3 atau C2H5 yang
dilaksanakan oleh enzim asetolaktat mutase dan dilanjutkan dengan reduksi sehingga
terbentuk asam dihidroksi isovalerat atau β-metilvaleratnya. Tahap berikutnya
ialah dehidratase oleh asam dihidroksi dehidratase yang menghasilkan asam
α-keto dan setelah itu terjadilah reaksi transaminasi menjadi valin atau
isoleusin. Leusin disintesis dari α-keto-isovalerat yang berkondensasi dengan
asetil koenzim A menjadi asam α-isopropilmalat yang dikatalisis oleh
α-isopropilmalat sintase, perubahan α menjadi β-isopropilmalat dikatalisis oleh
α-isopropilmalat dehidratase dan kemudian β-isopropil malat dehidroginase
mengubah senyawa yang terakhir ini menjadi α-keto-isokaproat dan yang
selanjutnya enzim leusin transaminase merubah senyawa bentuk keto menjadi amino
leusin. (Soeharsono. 2006: 145)
b) Pembentukan
fenilalanin dan triptofan
Dua
asam ini termasuk dalam asam amino aromatik, mengandung cincin benzena, yang
disintesis dari karbon alifatik.
c) Biosintesis
histidin
Jalur
yang dilalui pada pembentukkan asam amino esensial ini sangat kompleks. Berkat
hasil penelitian B. Ames dan lain-lainnya telah diungkapkan biosintesis
histidin. Pada umumnya mereka menggunakan muatan salmonella typhimurium dan E.
Coli untuk mengetahui tahapan reaksi dan senyawa antara yang terbentuk. Reaksi
sintesis histidin diawali dengan pembentukan N1–(5’-fosforibosil)
ATP dari 5-fosforibosil 1-pirofosfat (PRPP) dan ATP. (Soeharsono. 2006: 151)
d) Biosintesis
lisin
Ada
dua jalur pembentukan lisin yang berlangsung dalam jasad hidup yaitu pertama
terjadi pada bakteri dan tanaman tingkat tinggi dan kedua berlangsung dalam
kebanyakan jamur. Jalur yang pertama melalui senyawa asam diaminopimelat dan
yang kedua via asam α-aminoadipat, jalur
diaminopimelat dimulai dari asam asparat yang diaktifkan oleh ATP. (Soeharsono.
2006: 154)
e) Biosintesis
treonin dan metionin
Dua
asam amino asam esensial ini mempunyai prekursor yang sama yaitu homoserin. Homoserin
yang merupakan senyawa dasar biosintesis berasal dari asam aspartat. Perubahan
asam aspartat menjadi homoserin tidak berlangsung dalam mamalia. Gugus
β-karboksil yang ada pada asam aspartat diaktifkan dengan ATP dan kemudian
direduksi sehingga terbentuk aspartat semial-dehida dan selanjutnya menjadi
homoserin. (Soeharsono. 2006: 157)
f) Biosintesis
Ornitin dan arginin
Pada
lingkaran urea dapat diketahui bahwa arginin dapat dihasilkan dari ornitin dan
sebaliknya arginin dapat diubah menjadi ornitin. Pada tahap terakhir ini,
perubahan N-asetil-ornitin menjadi ornitin tergantung dari jenis jasad hidup.
Pada E. Coli maka N-asetil-ornitin dihidrolisis menjadi ornitin dan asam asetat
bebas. Sedangkan pada jenis renik lain dan tanaman gugus asetil yang ada pada
N-asetil-ornitin diserahkan pada asam glutamat sehingga terbentuk ornitin dan
N-asetil glutamat.
Ornitin yang dihasilkan ini bisa diubah
menjadi arginin sebagai berikut:
Ornitin+karbamoil-P sitrulin+Pan
Sitrulin+aspartat+ATP arginosuksinat+AMP+P-P
Arginosuksinat arginin+fumarat
Reaksi
pertama dikatalisis oleh ornitin-karbamoiltransferase yang terdapat dalam
mitokhondria dan menuju kesitosol. Reaksi kedua dikatalisis oleh arginosuksinat
sintetase, selanjutya arginosuksinat yang terbentuk mengalami reaksi eliminasi
yang disebabkan oleh kegiatan enzim arginosuksenatliase. Dalam sebagian besar
bakteri arginin merupakan hasil akhir, oleh karena tidak adanya enzim arginase
yang mengubahnya menjadi urea dan ornitin. (Soeharsono. 2006: 158)
c. Jenis-jenis
Asam Amino
Tabel 1. kebutuhan
asam amino manusia
Asam Amino
esensial
|
Asam Amino
Nonesensial
|
Arginin
|
Alanin
|
Histidin
|
Asparagin
|
Isoleusin
|
Aspartat
|
Leusin
|
Sistein
|
Lisin
|
Glutamat
|
Metionin
|
Glutamin
|
Fenilalanin
|
Glisin
|
Treonin
|
Hidroksiprolin
|
Triptofan
|
Hidroksilisin
|
Valin
|
Prolin
|
Serin
|
|
Tirosin
|
Sumber: Murray, 2009
C.
Biosintesis
Protein
Molekul DNA Merupakan rantai polinukleotida yang
mempunyai beberapa jenis basa purin dan pirimidin, dan berbentuk helix ganda.
Antara rantai satu dengan pasangannya dalam helix ganda tersebut terdapat
ikatan hydrogen, yaitu ikatan yang terjadi antara adenine dengan timin dan
antara sitosin dan guanine. Molekul DNA yang berbentuk helix ganda ini
mempunyai sifat dapat membelah diri dan masing-masing rantai polinukleotida
mampu membentuk rantai baru yang merupakan pasangannya. Dengan demikian akan
terjadi helix ganda yang baru dan proses terbentuknya molekul DNA baru ini
disebut replikasi. Di samping mempunyai kemampuan untuk mengadakan replikasi,
ternyata urutan basa purin dan pirimidin pada molekul DNA menentukan urutan
asam amino dalam pembentukan protein (Poedjiadi, Anna., dan F.M. Titin
Supriyanti, 2006: 326). Hal ini menerangkan peranan molekul DNA sebagai pembawa
informasi genetika atau sifat-sifat keturunan pada seseorang.
Dalam proses biosintesis protein molekul DNA
berperan sebagai cetakan bagi terbentuknya RNA, sedangkan molekul RNA kemudian
mengarahkan urutan asam amino dalam pembentukan molekul protein yang
berlangsung dalam ribosom. Jadi aliran informasi genetika dalam sel ialah
sebagai berikut:
1 2
DNA RNA protein
Gambar 4. Proses Replikasi.
Sumber: Saban, 2014
Dua tahap proses yang berlangsung dalam pembentukan
protein ialah:
1. Tahap
pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA. Pada tahap ini informasi genetik diberikan kepada molekul
RNA yang terbentuk selaku perantara dalam sintesis protein.
2. Tahap
kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika
kedalam proses pembentukan protein. Pada tahap ini asam-asam amino secara
berurutan diikat satu dengan lain, sesuai pesan yang diberikan DNA. Biosintesis
protein berlangsung dalam ribosom, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam
sitoplasma. Ribosom pada sitoplasma sel ekariot mempunyai koefisien sedimentasi
kira-kira 80 S (B.M. 4,5 juta) dan terdiri atas dua subunit yaitu subunit 40 S
dan subunit besar 60 S. huruf S adalah singkatan dari swedberg, yaitu suatu
ukuran kecepatan sedimentasi partikel pada ultra sentrifuga.
Kira-kira 75% dari RNA yang terdapat
dalam sitoplasma sel terletak didalam ribosom dan disebut rRNA (ribosomal RNA).
Dalam inti sel juga terdapat RNA yang jumlahnya kira-kira 15% dari seluruh RNA
dalam sel. Untuk memahami lebih lanjut tentang fungsi RNA dalam sintesis
protein, berikut ini akan dibahas tiga macam RNA, yaitu rRNA (ribosomal RNA),
mRNA (messenger RNA), dan tRNA (transfer RNA).
rRNA bersama dengan protein merupakan
komponen yang membentuk ribosom dalam sel. Walaupun rRNA ini merupakan komponen
utama ribosom, namun peranannya dalam sintesis protein yang berlangsung dalam
ribosom belum diketahui. rRNA ini merupakan RNA yang paling banyak jumlahnya
bila dibandingkan dengan kedua RNA yang lain, yaitu kira-kira 80% dari
keseluruhan RNA.
mRNA di produksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang
paling sedikit jumlahnya, yaitu kira-kira 5% dari seluruh RNA dalam sel.
Pembentukan mRNA dalam inti sel ini menggunakan molekul DNA sebagai molekul
cetakan dan susunan basa pada mRNA merupakan komplemen salah satu rantai
molekul DNA. Dengan demikian urutan basa purin dan pirimidin pada mRNA serupa
dengan urutan purin dan pirimidin salah satu rantai molekul DNA, dengan perbedaan
basa timin diganti urasil. (Anna dan Supriyanti, 2006: 328):
Gambar 5. Proses Replikasi.
Sumber: Anna, 2009
mRNA yang telah terbentuk dalam inti sel
kemudian keluar dari inti sel dan masuk kedalam sitoplasma dan terikat pada
ribosom.
Kode genetika yang berupa urutan basa
pada rantai nukleutida dalam molekul DNA, disalin pada urutan basa pada rantai
nukleutida dalam molekul mRNA. Tiap
tiga buah basa yang berurutan (triplet) disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah
kodon yang terbentuk dari kombinasi guanine-urasil, CUG adalah kodon yang
terbentuk dari kombinasi guanine-urasil-guanin. Oleh karena basa pada RNA ada
empat buah yaitu A, U, C, G, maka akan terdapat 43 kombinasi atau 64
buah kodon. Mengingat jumlah asam amino hanya 20 buah, maka tidak setiap kodon
disediakan bagi satu macam asamm amino. Hanya triptofan dan metionin yang
mempunyai satu jenis kodon, yaitu UGG untuk triptofan dan AUG untuk metionin.
Untuk mengetahui lebih jelas, berikut ini dicantumkan tabel mengenai kode
genetika. Pada tabel tersebut terlihat bahwa satu jenis asam amino mempunyai
dua kodon atau lebih (kecuali triptofan dan metionin). Kodon yang menunjuk asam
amino yang disebut sinonim, misalnya CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin.
Perbedaan antara sinonim tersebut pada umumnya adalah basa pada kedudukan
ketiga, misalnya GUU, GUA, GUC dan GUG menunjuk asam amino yang sama yaitu
valin. (Anna dan Supriyanti, 2006: 328):
Tabel 2. Kode
Genetika
Posisi Pertama
|
Posisi Kedua
|
Posisi Ketiga
|
|||
U
|
U
|
C
|
A
|
G
|
U
C
A
G
|
Phe
Phe
Phe
Phe
|
Ser
Ser
Ser
Ser
|
Tyr
Tyr
Stop
Stop
|
Cys
Cys
Stop
Trp
|
||
C
|
Leu
Leu
Leu
Leu
|
Pro
Pro
Pro
Pro
|
His
His
Gln
Gln
|
Arg
Arg
Arg
Arg
|
U
C
A
G
|
A
|
Ile
Ile
Ile
Mat
|
Thr
Thr
Thr
Thr
|
Asn
Asn
Lys
Lys
|
Ser
Ser
Arg
Arg
|
U
C
A
G
|
G
|
Val
Val
Val
Val
|
Ala
Ala
Ala
Ala
|
Asp
Asp
Glu
Glu
|
Gly
Gly
Gly
Gly
|
U
C
A
G
|
Sumber: Anna, 2009
tRNA adalah asam nukleat yang molekulnya
terdiri atas 73 sampai 94 nukleotida. Struktur molekul tRNA secara sederhana digambarkan
berbentuk daun semanggi (Gambar 6), yang mempunyai beberapa tonjolan berupa lengan (stem) dan bagian yang
melingkar atau lipatan (loop), yaitu lengan asam amino (1), lengan dan lipatan UH2 atau hidro uridin (2),
lengan lipatan antikodon (3), lengan ekstra (4), lengan dan lipatan U atau
pseudouridin (5).
Gambar 6. Struktur tRNA.
Sumber: Arsyad, 2015
Bagian molekul tRNA yang penting daalam
biosintesis protein ialah lengan asam amino yang mempunyai fungsi mengikat
molekul asam amino tertentu daln lipatan antikodon. Lengan asam amino pada
ujung 3 selalu berakhir dengan tiga molekul nukleutida yang mengandung basa
sitosin-sitosin-adenin (C-C-A). lipatan anti kodon mempunyai fungsi menemukan
kodon yang menjadi pasangannya dalam mRNA yang terdapat dalam ribosom. Gambar
menunjukkan struktur mRNA dalam bentuk tiga dimensi. Dalam hal ini konfirmasi
molekul tRNA berbentuk L.
Pada proses biosintesis protein, tiap
molekul tRNA membawa satu molekul asam amino masuk ke dalam ribosom.
Pembentukan ikatan asam amino dengan tRNA ini berlangsung dengan bantuan enzim
amino hasil tRNA sintetase dan ATP melalui 2 tahap reaksi sebagai berikut:
1. Tahap
pertama asam amino dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminoasil-AMP-enzim.
2. Tahap
kedua terjadi reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan tRNA. Pada
reaksi ini terbentuk kompleks tRNA-asam amino, sedangkan AMP dan enzim
sintetase dilepaskan kembali.
Gambar 7. Reaksi pembentukan ikatan asam amino
Sumber: Anna, 2009
Pada kompleks amino hasil tRNA, asam
amino berikatan dengan nukleotida adenosine pada ujung RNA, yaitu pada gugus
–OH atom C nomor 3.
Gambar 8. Transfer RNA
Sumber: Anna, 2009
Didalam ribosom terdapat sebagian dari
rantai nukleotida mRNA yang telah siap menerima tRNA yang membawa asam amino.
Gambar 9.
Penerimaan asam amino
Sumber: Anna, 2009
Gambar 10. Messenger RNA (mRNA)
Sumber: Anna, 2009
Selanjutnya tRNA kedua yang telah
mengikat asam amino, misalnya tRNA-metionin, masuk kedalam ribosom dan
menempati kodon AUG berikutnya.
Gambar 11. Messenger RNA
Sumber: Anna, 2009
Misalkan tRNA yang ketiga ialah tRNA
yang mempunyai antikodon CAC dan berpassangan dengan kodon ketiga pada mRNA
yaitu CUG. tRNA ketiga ini mengikat valin dan dengan masuknya tRNA-valin ke
dalam ribosom, maka terjadi ikatan antara metionin dengan valin.
Proses biosintesis protein akan berhenti
apabila pada mRNA terdapat kodon UAA, UAG atau UGA, karena dalam sel normal
tidak terdapat tRNA yang mempunyai antikodon komplementer terhadap ketiga kodon
tersebut. (Anna dan Supriyanti, 2006: 335):
Tabel 3. Kemungkinan
pasangan Basa kesatu Antikodon dengan Basa
Ketiga
Kodon.
Basa Antikodon
|
Basa Kodon
|
A
C
U
G
I
|
U
G
A atau G
U atau C
U, C atau A
|
Sumber: Anna, 2009
Dengan
demikian ada kemungkinan terjadi pasangan sebagai berikut:
Gambar 12. Tabel Kemungkinan Kodon Antikodon
Sumber: Anna, 2009
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel
hewan atau manusia. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang di hubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah sebagai zat
utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai komponen
protein. Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut
sampai menunjukan usus halus sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses
metaabolisme asam amino. Protein di absorpsi di usus halus dalam bentuk asam
amino masuk kedalam darah. Dalam darah asam amino di sebar keseluruh sel untuk
di simpan. Di dalam sel asam amino di simpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Semua
proses tersebut dibantu oleh enzim. Jika jumlah protein terus meningkat maka
protein sel dipecah menjadi asam amino menggunakan dua proses yaitu deaminasi
atau transaminasi. Banyaknya atau keadaan asam amino dalam darah tergantung
pada keseimbangan antara asam amino dan penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Adzhar. 2015. Asala Struktur, fungsi, dan
pembentukan mRNA, tRNA, dan rRNA. Tersedia: http://adzhar-arsyad.blogspot.co.id/2015/03/asal-struktur-fungsi-dan-pembentukan.html. Di akses pada tangggal 30 maret 2016
pukul 14:48
Martoharsosno, Soeharsono. 2006. Biokimia 2. Yogyakarta: Gadjah mada
university Press.
Murray, Robert K. 2009. Biologi Harper (Edisi 27). Jakarta:
EGC
Poedjiadi, Anna., dan F.M. Titin Supriyanti.
2006. Dasar-dasar Biokimia (Edisi
Revisi). Bandung: UI Press.
Saban, Gawi. 2014. Substansi genetika.
Tersedia: http: //gawisaban.blogspot.com/2014/02/Substansi-genetika.html. Di akses
pada tanggal 24 maret 2016 pukul 15:46
kak boleh ga minta bahan asli nya? karena gambar2 disini ga tercantum terimakasih
BalasHapus